Senin, 08 Februari 2010

Enam Cara untuk Meningkatkan Kualitas Komunikasi Nonverbal Guru

Bukan hanya apa yang guru ucapkan di dalam kelas yang penting, tapi Bagaimana cara guru mengucapkannya di dalam kelas juga penting, karena hal tersebut akan dapat membuat perbedaan terhadap siswa. Pesan-pesan nonverbal adalah suatu hal yang sangat esensial di dalam komunikasi guru.

Guru harus memperhatikan tingkah laku nonverbal di dalam kelasnya karena beberapa alasan, di antaranya:
1. Perhatian/kehati-hatian akan perilaku nonverbal akan membuat guru pesan-pesannya dapat diterima oleh siswa dengan lebih baik.
2. Guru akan menjadi pengirim pesan yang lebih baik untuk memperkuat belajar sswa.
3. Penggunaan perilaku nonverbal dalam berkomunikasi di kelas meningkatkan kedekatan psikologis antara siswa dengan guru.

Beberapa hal pokok terkait perilaku nonverbal guru yang harus lebih dieksplorasi adalah:
1. Kontak pandang
2. Ekspresi wajah
3. Gesture (gerak tubuh)
4. Orientasi tubuh dan postur
5. Kedekatan
6. Paralinguistic
7. Humor

Kontak pandang adalah chanel penting pada sebuah komunikasi interpersonal, membantu mengatur arah komunikasi. Dan, sinyal-sinyalnya menarik bagi orang lain. Selain itu kontak pandang antara guru dengan siswa akan lebih meningkatkan kredibilitas guru. Guru yang melakukan kontak pandang dengan siswa telah membuka arah komunikasi dan nenunjukkan minat, perhatian, kehangatan, dan kredibilitas.

Ekspresi wajah:
Senyum adalah isyarat yang dapat menghantarkan:
- Kebahagian
- Persahabatan
- Kehangatan
- Rasa suka
- Afiliasi
Sehingga jika seorang guru tersenyum lebih sering, maka guru akan dianggap: penyuka (mudah menyukai), bersahabat, mudah menerima, dan dapat didekati.

Gesture (gerak tubuh)
Bila guru tak dapat memberikan gesture sementara berbicara, guru dapat saja dianggap membosankan, kaku, dan unanimated. Gaya mengajar yang hidup dan animated akan menangkap perhatian siswa, membuat materi pelajaran menjadi lebih menarik, memfasilitasi belajar dan menyediakan cukup entertainment (hiburan). Anggukan kepala, adalah suatu bentuk gesture , mengkomunikasikan penguatan positif (positif reinforcement) pada siswa dan menunjukkan bahwa guru mendengarkan mereka.

Orientasi tubuh dan posturr
Guru mengkomunikasikan banyak pesan dengan cara berjalan,bicara, berdiri, duduk. Berdiri tegak tetapi tidak kaku, dan bertumpu dengan ringan pada meja guru, menunjukkan bahwa guru dapat didekati, menunjukkan enerimaan, dan bersahabat. Lebih jauh, kedekatan interpersonal antara guru dengan siswa akan tercipta saat kita berbicara face-to-face (berhadapan) satu sama lain.

Bicara dengan memunggungi siswa, atau menatap lantai, harus dihindari. Ini akan mengkomunikasikan ketidakmenarikan kelas anda (guru).

Kedekatan:
Norma-norma cultural (Budaya) dan agama memberikan acuan kedekatan jarak antara guru dengan siswa saat berinteraksi. Guru harus dapa mengenali/melihat tanda-tanda ketidaknyaman siwa karena guru telah menginvasi (memasuki wilayah) nyaman siswa, seperti:
- Siswa menjadi tegang
- Leg swinging
- tapping
- gaze aversion

Paralinguistik, digolongkan oleh para ahli komunikasi sebagai bagian dari komponen komunikasi nonverbal, ini trkait dengan elemen-elemen vocal (suara) guru, seperti:
- tone
- pitch
- rhytim
- timbre
- loudness
- inflection
Untuk keefektifan maksimumpengajaran anda, belajar dan berlatihlah untuk memvariasikan keenam elemen suara/vocal ini. Seringkali seorang guru dianggapkan membosankan ceramahnya karena bersifat monoton. Siswa akan menganggap guru semacam ini membosankan dan menyebalkan.

Siswa melaporkan bahwa mereka lebih cepat berkurang dan kehilangan ketertarikannya pada pembelajaran saat mereka mendengar guru yang tidak memodulasi suaranya.

Humor:
Humor seringkali dianggap berlebihan: sebagai alat mengajar guru. Tawa akan melepaskan stress dan ketegangan baik bagi guru maupun siswa. Guru harus berlatih mengembangkan kemampuan tertawa dan menstimulasi siswa juga untuk melakukannya. Humor membantu membangun lingkungan kelas yang besahabat yang dapat memfasilitasi belajar.

0 komentar:

Posting Komentar