Senin, 16 Juli 2012

Etika Penelitian bagi Guru yang Melakukan Riset

Etika Penelitian Menurut Kemmis dan Taggart

Berikut beberapa etika penelitian bagi guru atau mahasiswa yang akan/sedang melakukan penelitian(Kemmis & Taggart, dalam Hopkins, 1993):
  • Meminta persetujuan dan ijin dari orang-orang yang berwenang.
  • Mengajak rekan-rekan sejawat untuk berpartisipasi dan terlibat.
  • Memperhatikan pendapat dan saran rekan-rekan walaupun mereka tidak terlibat secara langsung.
  • Penelitian dilakukan secara terbuka dan transparan, bahkan rekan-rekan sejawat dipersilakan memberikan kritik/protes.
  • Meminta ijin secara eksplisit untuk mengobservasi dan mengambil data dari mitra peneliti, tetapi tidak termasuk ijin kepada siswa jika memang harus demikian untuk tujuan peningkatan mutu pembelajaran.
  • Meminta ijin untuk membuka atau mengkopi  dokumen-dokumen mitra peneliti (guru).
  • Catatan dan deskripsi pada data harus relevan, akurat, jujur, adil (obyektif).
  • Wawancara, pertemuan atau tu kar pendapat tertulis sebaiknya memperhatikan pandangan semua pihak, relevan, akurat, dan adil.
  • Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat ijin, atau otorisasi kutipan.
  • etika penelitian
    Etika Penelitian, Perlukah?
  • Laporan disusun untuk yang berbeda-beda, seperti laporan verbal pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, suratkabar, orang tua murid, dll.
  • Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja penelitian, sebelum penelitian dilakukan.
  • Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui mitra peneliti.
  • Laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat sehingga laporan tidak boleh dilarang dipublikasikan hanya karena alasan kerahasiaan.

0 komentar:

Posting Komentar