Wawancara adalah salah satu bentuk kuisioner, tetapi dilakukan secara lisan. Sebagai salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian pendidikan, wawancara sangatlah penting. Dalam metode wawancara, dilakukan dialog antara pewawancara (interviewer) yang bertujuan memperoleh data, dengan pihak terwawancara sebagai sumber informasi atau data.
Biasanya metode wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menilai keadaan seseorang. Contohnya saja, untuk mengetahui latar belakang mengapa seseorang putus dari sekolah, atau ,mengapa setelah digunakan suatu model pembelajaran tertentu, prestasinya meningkat dengan tajam.
wawancara yang dilakukan dalam tujuan memperoleh data tadi, dapat bersifat terstruktur secara ketat, atau dapat pula berbentuk wawancara tak terstruktur. Pada wawancara terstruktur, biasanya pewawancara sebagai orang yang ingin menggali data hanya perlu memberikan tanda ceklis pada formulir wawancara yang telah disiapkan berdasarkan pilihan jawaban pertanyaan yang juga telah disediakan oleh pewawancara.
Strategi yang dilakukan pewawancara terhadapsi terwawancara (responden) saat mewawancara mereka dapat dengan memperlihatkan daftar pertanyaan dan pilihan jawaban yang disediakan, atau dapat pula dengan menyembunyikan daftar pertanyaan tersebut. Tatkala daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban yang disediakan diperlihatkan kepada pihak terwawancara (sumber data), maka terwawancara bahkan seringkali boleh langsung membaca daftar pertanyaan tersebut dan memberi tanda ceklis sendiri sehingga metode wawancara dengan strategi yang demikian tak ubahnya bagaikan metode kuisioner saja.
Bila dalam pelaksanaan wawancara, si pewawancara bebas menanyakan apa saja, sembari mengingat akan data apa yang ingin dikumpulkannya, maka wawancara ini dikatakan sebagai wawancara bebas (inguided interview). Pewawancara tidak membawa pedoman wawancara (daftar pertanyaan). Kelebihan melakukan wawancara bebas dalam penelitian pendidikan adalah pihak terwawancara tidak sepenuhnya menyadari kalau ia sedang diwawancarai sehingga kegiatan bisa berlangsung dengan santai dan jawaban tidak dibuat-buat. Kelemahan wawancara bebas adalah waktu yang dibutuhkan seringkali menjadi lebih panjang, karena kadang-kadang pertanyaan melenceng ke hal-hal yang tidak terlalu penting, atau dapat pula di pewawancara lupa satu atau beberapa bagian data yang dibutuhkannya sehingga tidak tertanyakan kepada pihak terwawancara.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan saat akan melakukan wawancara adalah si pewawancara harus mampu menciptakan suasana santai tetapi serius. Intinya, wawancara dilakukan tanpa ketegangan, tetapi si terwawancara tetap memberikan data yang akurat dan tidak asal-asalan menjawab pertanyaan yang diberikan.
Biasanya metode wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menilai keadaan seseorang. Contohnya saja, untuk mengetahui latar belakang mengapa seseorang putus dari sekolah, atau ,mengapa setelah digunakan suatu model pembelajaran tertentu, prestasinya meningkat dengan tajam.
wawancara yang dilakukan dalam tujuan memperoleh data tadi, dapat bersifat terstruktur secara ketat, atau dapat pula berbentuk wawancara tak terstruktur. Pada wawancara terstruktur, biasanya pewawancara sebagai orang yang ingin menggali data hanya perlu memberikan tanda ceklis pada formulir wawancara yang telah disiapkan berdasarkan pilihan jawaban pertanyaan yang juga telah disediakan oleh pewawancara.
Strategi yang dilakukan pewawancara terhadapsi terwawancara (responden) saat mewawancara mereka dapat dengan memperlihatkan daftar pertanyaan dan pilihan jawaban yang disediakan, atau dapat pula dengan menyembunyikan daftar pertanyaan tersebut. Tatkala daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban yang disediakan diperlihatkan kepada pihak terwawancara (sumber data), maka terwawancara bahkan seringkali boleh langsung membaca daftar pertanyaan tersebut dan memberi tanda ceklis sendiri sehingga metode wawancara dengan strategi yang demikian tak ubahnya bagaikan metode kuisioner saja.
Bila dalam pelaksanaan wawancara, si pewawancara bebas menanyakan apa saja, sembari mengingat akan data apa yang ingin dikumpulkannya, maka wawancara ini dikatakan sebagai wawancara bebas (inguided interview). Pewawancara tidak membawa pedoman wawancara (daftar pertanyaan). Kelebihan melakukan wawancara bebas dalam penelitian pendidikan adalah pihak terwawancara tidak sepenuhnya menyadari kalau ia sedang diwawancarai sehingga kegiatan bisa berlangsung dengan santai dan jawaban tidak dibuat-buat. Kelemahan wawancara bebas adalah waktu yang dibutuhkan seringkali menjadi lebih panjang, karena kadang-kadang pertanyaan melenceng ke hal-hal yang tidak terlalu penting, atau dapat pula di pewawancara lupa satu atau beberapa bagian data yang dibutuhkannya sehingga tidak tertanyakan kepada pihak terwawancara.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan saat akan melakukan wawancara adalah si pewawancara harus mampu menciptakan suasana santai tetapi serius. Intinya, wawancara dilakukan tanpa ketegangan, tetapi si terwawancara tetap memberikan data yang akurat dan tidak asal-asalan menjawab pertanyaan yang diberikan.
0 komentar:
Posting Komentar