Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Fiqih di MI NU KH. Mukmin Sidoarjo
Oleh:
M. Samik Rafiqi
MI Darul 'Ulum II, Pamekasan
Sumber Jurnal:
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2010 Halaman 87 - 98Abstrak:
Dalam pembelajaran dibutuhkan tindakan yang dapat meningkatkan minat belajar siswa, misalnya dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL). Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Fiqih di MINU KH. Mukmin?. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran countextual teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan sebanyak dua siklus atau dua putaran. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rencana awal/rancangan, tindakan dan observasi, refleksi dan revisi. Subyek dari penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V MI NU KH. Mukmin Sidokare Sidoarjo dengan jumlah siswa 22 anak pada mata pelajaran Fiqih dalam pokok bahasan haji semester II tahun pelajara 2009/2010. Bedasarkan hasil analisi didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami penin gkatan dari siklus I dan siklus II yaitu siklus I daya serap klasikal 59% dan siklus II daya serap klasikal 91%. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Kelas V MINU KH. Mukmin Sidoarjo.Kata kunci: CTL, Meningkatkan Prestasi Belajar, Fiqih
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan yang semakin modern siswa cenderung kurang untuk memperdalam ilmu keagamaan, partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar terutama di sekolah umum dengan 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Oleh karena itu, kurangnya partisipasi siswa pada proses belajar mengajar pada bidang studi Fiqih menyebabkan banyaknya siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal.
Dilihat dari model dan metode pembelajaran yang kita laksanakan sebelumnya adalah metode ceramah, pemberian tugas individu dan hanya sekedar membaca, juga salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak untuk mempelajari ilmu agama khususnya bidang studi fiqih. Mereka lebih menekankan sains daripada ilmu agama.
Tujuan pokok dengan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok, karena siswa belajar diajak pada kondisi nyata. Meningkatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, akan tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme diri yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan keuletan kerja.
Meski peningkatan prestasi itu penuh dengan rintangan dan tantangan yang harus dihadapi oleh seorang, namun seorang tidak akan menyerah untuk mencapainya. Banyak kegiatan yang bisa dijadikan sarana untuk meningkatkan prestasi. Semuanya tergantung dari profesi dan kesenangan dari masing-masing individu kegiatan mana yang akan digeluti demi meningkatnya prestasi tersebut.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang terpenting adalah bagaimana kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran dan variasi metode, sehingga dengan model pembelajaran yang tepat dan variasi metode yang vareatif terjadilah interaksi belajar mengajar yang baik, artinya bagaimana guru itu dapat mempermudah dalam memberikan suatu materi pembelajaran dan dapat memberikan motivasi kegiatan belajar.
Dengan demikian peran guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan belajar. Dengan ini maka banyak masalah yang perlu diperhatikan oleh guru. Menurut Sardiman (2007: 02) antara lain adalah bagaimana guru harus membimbing atau mengarahkan belajar siswa agar bisa meningkatkan prestasi; bagaimana bentuk bimbingan atau pengarahan tersebut, terutama untuk menangani jumlah siswa yang besar; dapatkah guru menyediakan waktu yang cukup? serta, apakah proses belajar itu sudah didukung dengan fasilitas yang sempurna?
Baca Selengkapnya Makalah Ini sebagaimana sumber aslinya di sini.
0 komentar:
Posting Komentar