Kamis, 31 Oktober 2013

Contoh Soal TAP S1 PGSD UT

Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Program Pendas (Pendidikan Dasar)

Ada yang khas untuk mahasiswa semester akhir Universitas Terbuka (UT). Mereka pada semester akhir akan dihadapkan pada ujian TAP (Tugas Akhir Program). Umumnya soal-soal yang diberikan pada ujian TAP ini adalah berbentuk kasus-kasus. Khusus untuk mahasiswa FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), seperti mahasiswa program Pendas (Pendidikan Dasar) s1 PGSD UT, maka soal TAP yang akan dihadapi adalah soal berbentuk kasus-kasus pembelajaran. Nah, untuk memperluas wawasan para mahasiswa Universitas Terbuka (UT) yang akan mengikuti ujian TAP semester ini, maka blog Penelitian Tindakan Kelas mencoba memberikan contoh soal yang pernah diberikan kepada mahasiswa S1 PGSD UT (program pendas).
= = = = = = = = = =

Contoh Soal TAP PGSD UT

TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)

Penting!
Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan kecurangan/contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E).
Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E.

Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab pertanyaan yang mengikutinya.

Kasus A
Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"

Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.

Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.

Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

Pertanyaan Kasus A
  1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
  2. Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)

Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka Program Pendas)

Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan.

Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis.
Bu Lince:  
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak: 
"Ya, Bu."

Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar.

"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.

Pertanyaan Kasus B
  1. Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
  2. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
  3. Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)

    Demikian salah satu contoh soal TAP S1 PGSD UT (Universitas Terbuka) untuk Program Pendas atau pendidikan dasar dari blog penelitian tindakan kelas. Pada tulisan berikutnya kami akan memberikan bagaimana contoh jawaban untuk kedua kasus pembelajaran di atas. Sampai jumpa.

    JAWABAN SOAL TAP SI PGSD UT ini ada DI SINI (Silakan Diklik untuk Membacanya)

Baca juga contoh soal TAP S1 PGSD UT lainnya:
Baca Selengkapnya

Rabu, 30 Oktober 2013

Penyusunan Lembar Observasi



Penyusunan Lembar Observasi

Lembar observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah melakukan observasi mulai dari merumuskan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan perilaku yang akan diobservasi,prosedur dan teknik perekaman, kriteria analisis hinggainterpretasi.

Pelopor Penggunaan Lembar Observasi dalam Penelitian

Pelopor penyusunan lembar observasi adalah orang yang bernama Dr. Dorothy Thomas dan Dr.Charlotte Buhler. Keduanya menemukan bahwa cara mereka dalam melakukan observasi dalam setting suasana bermain anak-anak balita sewaktu mereka bertemu untuk pertama kali.

Langkah-Langkah Menyusun Lembar Observasi

Langkah-langkah yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum menyusun lembar observasi yaitu:

  • Melakukan studi pendauhuluan meliputi mencoba mengamati terlebih dulu gejala atau aspek yang akan diamati, kemudian menggolong-golongkan gejala-gejala atau aspek-aspek tersebut ke dalam kategori-kategori tertentu, selanjutnya, cobalah menuangkannya ke dalam draft lembar observasi.
  • Menentukan tujuan observasi secara jelas dan rinci. Hal ini dapat dilakukan dengan dibantu pertanyaan-pertanyaan seperti: what? Whre? Who? When? Dan How?
  • Menjabarkan tujuan-tujuan secara rinci dalam instrumen/lembar observasi yang akan disusun.
  • Merumuskan poin-poin penting teori terkait elemen-elemen atau aspek-aspek tingkah laku yang akan diamati.
  • Tuangkan kembali elemen-elemen tingkah laku atau aspek-aspek itu ke dalam draft lembar observasi.
  • Menentukan teknik pencatatan dan penskorannya.
  • Mereview kembali draft dan meminta pendapat orang lain untuk menyempurnakan sehingga dapat aplikatif di lapangan, pengujicobaan untuk kemudian direvisi agar menjadi lebih baik sebelum dipergunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.

Selama penelitian berlangsung, lembar observasi dapat sekaligus diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Validitas adalah ketepatan antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan lembar observasi yang digunakan bila dibandingkan dengan kenyataan sebenarnya di lapangan. Reliabilitas adalah derajat stabilitas atau keajegan data temuan yang digali melalui sebuah lembar observasi penelitian.

Observasi sebaiknya dilakukan oleh minimal 2 orang untuk menjaga validitas dan keakuratan pengamatan. Pencatatan hasil pengamatan harus dilakukan oleh pengamat seobyektif mungkin dan mengesampingkan hal-hal pribadi sehingga hasil pencatatan data yang diperoleh tidak bias. Observasi sebenarnya tidak hanya dilakukan melalui pengamatan, (walaupun disebut sebagai lembar pengamatan/lembar observasi), proses observasi sendiri dapat melibatkan indra yang lain seperti mendengarkan, menyentuh (meraba), dan sebagainya.

Demikian tulisan terbaru blog penelitian tindakan kelas tentang penyusunan lembar observasi untuk penelitian. Semoga bermanfaat.

Baca Selengkapnya

Contoh Instrumen PTK – Lembar Observasi Aktivitas Guru

Contoh Instrumen PTK – Lembar Observasi Aktivitas Guru

Setelah menerbitkan tulisan mengenai contoh lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis/mengarang, kali ini kembali blog penelitian tindakan kelas akan memberikan contoh lembar observasi, yaitu lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran.

Seperti yang sudah-sudah, sebelum instrumen PTK tersebut di atas ditampilkan terlebih dahulu akan diuraikan mengapa lembar observasi ini dirancang dengan poin-poin (aspek-aspek) sedemikian. Ini tentu saja berkaitan dengan bagaimana aktivitas mengajar guru yang ideal.

Aktivitas Guru yang Ideal Selama Pembelajaran

Ada 4 aspek penting yang dapat kita perhatikan selama guru mengajar. Ke-4 aspek ini apabila dilakukan secara baik, maka pembelajaran yang baik (ideal) pun akan dapat dilaksanakan. Apa saja ke-4 aspek itu?

1. Persiapan

Dalam melakukan persiapan pembelajaran, guru yang baik akan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan seksama; tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPP; materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya; kemudian, media pembelajaran, setting ruangan kelas, hingga siswa sendiri perlu dipersiapkan.

2. Presentasi/Penyajian

Pada saat presentasi, yang pertama-tama harus guru ingat adalah menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Berikutnya: guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik; menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik-teknik tertentu sehingga jelas dan mudah dipahami siswa; pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis; petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami; materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa; selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa; apabila guru bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan memuaskan; serta guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada akhir kegiatan atau akhir sesi tertentu.

3. Metode Pembelajaran/ Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran yang baik selalu dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan membosankan; apabila terjadi suatu permasalahan maka guru harus dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien; ketika mempresentasikan atau membelajarkan materi pembelajaran maka tentu saja materi tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan; selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis di dalam kelasnya; apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya di bagian-bagian tertentu kelas, maka guru harus bergerak dan menghampiri secara berimbang dan tidak terfokus hanya pada beberapa gelintir siswa saja; penting bagi guru untuk mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang ada di dalam kelasnya; selama pembelajaran berlangsung guru harus memberikan reinforcement (penguatan) kepada siswa-siswanya dengan cara yang positif; apabila memberikan ilustrasi dan contoh maka hendaknya telah dipilih secara hati-hati sehingga benar-benar efektif dan bukannya malah membuat bingung siswa; media pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif; latihan diberikan secara efektif; di dalam sebuah proses belajar, kesalahan adalah hal yang wajar karena itu guru haruslah selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negatif apabila siswa melakukan kesalahanan dalam proses belajarnya; selain itu guru juga harus dapat memperlakukan dengan bijaksana apabila terjadi kesalahan-kesalahan tertentu.

4. Karakteristik Pribadi Guru

Pembelajaran yang baik hanya akan dapat dilakukan oleh guru dengan kepribadian yang baik. Bagaimanakah kepribadian yang baik itu? Guru yang baik harus selalu sabar terutama untuk memancing respon siswa. Adalah hal yang biasa ditemukan apabila guru mendapati siswa kurang memberikan respon terhadap pembelajaran yang dilakukan. Maka guru harus berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu, selama pembelajaran guru harus bersikap tegas dan jelas; penampilan guru menarik dan tidak membosankan; guru menggunakan bahasa yang baik dan berterima; serta guru menunjukkan bagaimana ia adalah seorang yang selalu punya inisiatif,kreatif, dan berprakarsa.

5. Interaksi Selama Proses Pembelajaran

Di dalam proses pembelajaran yang baik terjadi interaksi yang baik pula yang misalnya ditunjukkan oleh: guru yang senantiasa memancing siswa untuk berdiskusi; terbentuk iklim yang sehat dan mendukung dimana siswa dapat merasa bebas untuk bertanya, mengajukan pendapat, menjawab pertanyaantanpa ada rasa takut dilecehkan, ditertawakan, atau dianggap bodoh; karena proses pembelajaran dapat berjalan ke berbagai arah, maka guru yang baik dapat mengarahkan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tidak menyimpang dari hal tersebut; selama proses pembelajaranberlangsung tampak siswa terlibat dalam kegiatan melalui interaksi satu sama lain atau dengan guru; walaupun kadang-kadang siswa diberikan tugas-tugas belajar tertentu yang sifatnya menegangkan secara akademis, mereka haruslah tetap santai dan enjoy menikmatinya; dalam interaksi proses pembelajaran guru mestinya menunjukkan sikap yang tidak memihak ke salah satu kelompok, selalu berusaha adil dan menghormati semua orang yang ada di dalam kelasnya; interaksi belajar yang baik akan memiliki indikasi dimana siswa terdorong untuk bekerja semaksimal mungkin; selama kegiatan belajar guru senantiasa memperhatikan kebutuhan siswa baik secara individu ataupun kelompok; apabila terjadi penyimpangan maka guru justru dapat menggunakannya secara positif untuk pembelajaran dan tidak berlebihan.

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran

Nah berdasarkan aspek-aspek penting dan poin-poin yang ada di dalamnya terkait aktivitas guru dalam proses pembelajaran, maka kita dapat mengembangkannya menjadi sebuah lembar observasi aktivitas guru sebagaimana contoh berikut:
= = = = = = =
Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Guru : .....................
Kelas : ...............................
Hari/tanggal: ....................
Siklus ke : .........................


Petunjuk penggunaan:

Lingkarilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 0 = tidak sesuai/tidak tampak; 1 = kurang baik; 2 = cukup; 3 = baik; 4 = sangat baik.
No. Aspek Penilian Kategori
A. Persiapan-
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan seksama 0 1 2 3 4
2. Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPP 0 1 2 3 4
3. Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya 0 1 2 3 4
4. Guru mempersiapkan media pembelajaran 0 1 2 3 4
5. Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran 0 1 2 3 4
6. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental 0 1 2 3 4
B. Presentasi/Penyampaian Pembelajaran 0 1 2 3 4
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 0 1 2 3 4
9. Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik 0 1 2 3 4
10. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik-teknik tertentu sehingga jelas dan mudah dipahami siswa 0 1 2 3 4
11. Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis 0 1 2 3 4
12. Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami 0 1 2 3 4
13. Materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa 0 1 2 3 4
14. Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa 0 1 2 3 4
15. Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan memuaskan 0 1 2 3 4
16. Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada akhir kegiatan atau akhir sesi tertentu 0 1 2 3 4
C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran -
17. gPembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan membosankan 0 1 2 3 4
18. Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien 0 1 2 3 4
19. materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan 0 1 2 3 4
20. selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis di dalam kelasnya 0 1 2 3 4
21. Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya di bagian-bagian tertentu kelas, maka guru harus bergerak dan menghampiri secara berimbang dan tidak terfokus hanya pada beberapa gelintir siswa saja 0 1 2 3 4
22. Guru untuk mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang ada di dalam kelasnya 0 1 2 3 4
23. Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan reinforcement (penguatan) kepada siswa-siswanya dengan cara yang positif 0 1 2 3 4
24. Ilustrasi dan contoh dipilih secara hati-hati sehingga benar-benar efektif dan bukannya malah membuat bingung siswa 0 1 2 3 4
25. Media pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif 0 1 2 3 4
26. latihan diberikan secara efektif 0 1 2 3 4
27. Guru selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negatif apabila siswa melakukan kesalahanan dalam proses belajarnya 0 1 2 3 4
D.. Karakteristik Pribadi Guru -
29. gGuru sabar terutama untuk memancing respon siswa 0 1 2 3 4
30. Guru berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran 0 1 2 3 4
31. Guru bersikap tegas dan jelas 0 1 2 3 4
32. Penampilan guru menarik dan tidak membosankan 0 1 2 3 4
33. Guru menggunakan bahasa yang baik dan berterima 0 1 2 3 4
34. Guru selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang selalu punya inisiatif,kreatif, dan berprakarsa 0 1 2 3 4

Catatan Observer:
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Amuntai, .................................
Observer



(Nama dan NIP)

Baca Selengkapnya

Selasa, 29 Oktober 2013

Risalah tentang Penelitian Kuantitatif

Risalah tentang Penelitian Kuantitatif

Sudah lama sekali, di blog penelitian tindakan kelas pernah diulas mengenai penelitian kualitatif. Nah, sedang membolak-balik halaman-halaman pada blog kesayangan ini, ternyata ada satu bahasan terkait yang tertinggalkan, yaitu tentang penelitian kuantitatif. Jadi pada tulisan kali ini kita akan mencoba menampilkan tulisan tentang ranah penelitian yang satu ini.

Penelitian ilmiah dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar, apabila kita mencermati bagaimana peneliti mengolah data, menganalisisnya, hingga kemudian menarik kesimpulan. Ke-2 golongan besar itu adalah: penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

Penelitian Kualitatif dan Filosofi Positivistik

Untuk memulai membahas penelitian kuantitatif, kita terlebih dahulu akan menjelaskan mengenai filosi yang mendasari dikembangkannya jenis penelitian ini. Penelitian kuantittatif berlandasan filosi positivistik. Paham yang dianut filosofi positivistik adalah: sumber pengetahuan adalah pengalaman manusia. Nama lain untuk positivistik adalah behaviorisme, atau naturalisme dengan tokohnya yang terkenal John Lock dan David Home serta August Comte (1798 – 1857). Aliran filosofi potivistik telah memengaruhi filsafat ilmu semenjak awal abad ke-20.

Prinsip penting terkait aliran positivistik adalah ilmu pengetahuan memiliki 2 karakteristik penting, yaitu kriteria eksplanatori dan kriteria prediktif. Jadi setiap penelitian yang tentunya bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,harus memiliki pula kedua kriteria ini. Sebuah penelitian harus mampu menjelaskan tentang apa yang dikajinya, baik hubungan, perbedaan, pengaruh, maupun sampel terhadap populasi. Selain itu sebagai bukti memiliki kriteria prediktif, penelitian harus mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sebuah hasil penelitian yang baik akan mempunyai daya prediksi yang tinggi.

Menurut aliran filsafat positivistik, semua ilmu pengetahuan harus memiliki sifat-sifat: objektif, fenomenalisme, reduksionisme, dan naturalisme. Imu pengetahuan dikatakan objektif karena ia bebas nilai. Ia tidak dapat dipengaruhi oleh apapun. Iaharus menjelaskan fenomena-fenomena sebagaimana adanya. Ilmu pengetahuan disebut memiliki sifat fenomenalisme karena ilmu pengetahuan hanya membahas segala seuatu yang dapat diindera: didasarkan pada data dan fakta. Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dari penelitian ilmiah, sifat reduksionisme tidak dapat tidak ditinggalkan. Ia adalah suatu keniscayaan dimana data yang dikumpulkan harus direduksi sedemikian rupa  sehingga kita dapat melihat fakta dengan lebih “jelas” untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan. Naturalisme berarti bahwa segala sesuatu tentang alam semesta ini selalu terikat dan berada dalam hukum-hukum alam tertentu, ia berada dalam keteraturan.

Penelitian Kuantitatif dan Statistik

Pada penelitian kuantitatif, diuji hipotesis-hipotesis untuk menjelaskan keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Pada penelitian kuantitatif, ciri khasnya adalah digunakannya statistik dan teknik sampling. Untuk dapat menguji hipotesis-hipotesis dengan statistik, maka data harus dapat dikuantitatifkan, hal ini berkaitan dengan penentuan tingkat objektivitas data yang dikumpulkan itu sendiri nantinya. Pada penelitian kuantitatif akan dirumuskan variabel-variabel.  Beberapa variabel dikontrol atau dimanipulasi. Dalam kaitan dengan penelitian gejala alam (naturalistik) pengontrolan dan pemanipulasian variabel lebih mudah dilakukan dibandingkan apabila dilakukan penelitian kuantitatif di bidang sosial seperti pendidikan. Kesulitan-kesulitan penerapan penelitian kuantitatif pada bidang pendidikan, untungnyadapat diatasi dengan penggunaan prosedur statistik yang baik.

Beberapa Metode penelitian Kuantitatif

Saat seorang peneliti memilih untuk melakukan penelitian kuantitatif, alih-alih penelitian kualitatif, maka ada beberapa metode yang mungkin digunakan atau dipilihnya, yaitu: metode eksperimen, metode survei, penelitian korelasional, penelitian perbandingan (komparasi), studi perkembangan, metode deskriptif, dan metode  ex post facto.

Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. Metode eksperimen mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi pada suatu variabel apabila diberikan perlakuan tertentu pada variabel lainnya (variabel manipulasi).

Metode Survei

Penelitian yang menggunakan metode survei adalah penelitian kuantitatif yang tujuannya adalah untuk mengungkap bagaimana pendapat atau opini sebuah masyarakat terkait isu-isu tertentu. Hal yang khas pada penelitian kuantitatif dengan metode survei adalah banyaknya populasi subjek penelitian sehingga harus dilakukan sampling dengan teknik tertentu agar benar-benar dapat mewakili populasi yang besar tersebut.

Penelitian Korelasional

Penelitian kuantitatif korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan terdapat atau tidak terdapatnya suatu hubungan antara variabel-variabel tertentu. Penelitian di bidang pendidikan banyak yang menggunakan penelitian korelasional ini.

Penelitian Komparasi

Penelitian kuantitatif yang menggunakan metode komparasi atau perbandingan merupakan penelitian yang tujuannya adalah untuk menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan dari dua atau lebih subjek penelitian.

Studi Perkembangan

Studi Perkembangan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai developmental study merupakan sebuah metode penelitian kuantitatif yang tujuannya adalah untuk menemukan perkembangan yang terjadi pada suatu subjek penelitian berdasarkan fungsi waktu.Studi perkembangan biasanya dibedakan lagi menjadi dua golongan yaitu studi perkembangan longitudinal dan studi perkembangan cross sectional.

Penelitian Ex Post Facto

Metode penelitian kuantitatif yang satu ini sering disebut juga dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.  

Demikian tulisan kali ini di blog penelitian tindakan kelas yang membahas tentang penelitian kuantitatif. Pada tulisan mendatang, mudah-mudahan kita punya kesempatan untuk menguraikan masing-masing metode penelitian kuantitatif yang telah disebutkan sekilas di atas. Salam.






Tulisan Lainnya yang Mungkin Berhubungan:
Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah
Metode Penelitian Naturalistik, beberapa Ciri
Karakteristik-Karakteristik Penelitian Kualitatif
Baca Selengkapnya

Minggu, 27 Oktober 2013

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengarang

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengarang

Dalam pembelajaran bahasa, baik mata pelajaran Bahasa Indonesia, maupun bahasa asing seperti Bahasa Inggris, salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan mengarang (literasi menulis). Banyak guru bahasa melakukan penelitian dalam ranah ini, tetapi beberapa di antaranya masih terbentur dengan pembuatan lembar observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menulis/mengarang berlangsung (penilaian aktivitas belajar selama proses/pengamatan proses pembelajaran). Kali ini, blog penelitian tindakan kelas mencoba membagi sebuah contoh yang mungkin dapat diadaptasi atau dimodifikasi untuk tujuan tersebut. Mari kita simak.

Sebelum menampilkan contoh lembar observasi yang dimaksud, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bagaimana lembar observasi ini dikembangkan. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca yang budiman dapat mengambilnya sebagai contoh langkah-langkah yang dapat ditempuh selama mengembangkan sebuah instrumen penelitian, dalam hal ini sebuah lembar observasi/lembar pengamatan aktivitas siswa.

Aspek-Aspek Penting Pembelajaran Mengarang/Menulis

Dalam pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran bahasa dalam ranah keterampilan menulis/mengarang, beberapa aspek penting yang dapat kita perhatikan sebagai bagian dari pengamatan proses pembelajaran misalnya:
  • Apakah siswa menunjukkan minat dan motivasi pada saat proses pembelajaran menulis sedang berlangsung? Hal ini dapat kita ketahui dari indikator tertentu, misalnya antusiasme mereka (siswa) selama mengikuti pembelajaran, keseriusan dalam berusaha untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang baik, dan sebagainya.
  • Bagaimanakan ide/gagasan tulisan dikembangkan? Kita, selama proses pembelajaran, dalam masa-masa pembimbingan yang dilakukan dari satu siswa ke siswa lainnya pada saat mereka menulis/mengarang dapat mengecek asal ide tersebut, apakah orisinil dari mereka sendiri? Apakah berasal dari pengalaman pribadi yang kemudian dimodifikasi dan dikreasi sehingga menjadi lebih menarik, dan sebagainya.
  • Apakah selama proses menulis dan mengarang mereka melakukan tanya jawab dan diskusi baik dengan anda sebagai guru yang senantiasa selalu siap memberikan pembimbingan dan bantuan, apakah mereka juga melakukan tanya jawab dan diskusi dengan siswa lainnya untuk meningkatkan kualitas tulisan mereka, dan sebagainya.
  • Penting sekali untuk dicek apakah mereka menulis/mengarang melalui tahap-tahap yang semestinya memang harus mereka lakukan. Kita mengetahui dalam menuliskan ide atau gagasan, tentu karangan atau tulisan tidak serta merta menjadi dan terbentuk sebagai karya yang bagus. Kecuali mereka memang telah berada pada tahap mahir. Di dalam proses menulis atau mengarang diperlukan untuk mengikuti langkah-langkah tertentu secara runtut.
  • Guru sebagai fasilitator dan mentor dalam menulis harus senantiasa memancing agar terbentuk komunitas belajar yang baik, apalagi kegiatan menulis dilakukan dalam kelas dengan setting, di mana siswa duduk dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Perlu dirangsang agar di dalam kelompok terjadi interaksi positif yang memungkinkan mereka saling membangun proses belajar mereka sehingga semua anggota kelompok dapat saling berbagi dan menyempurnakan tulisan/karangan mereka.
  • Selama pembelajaran menulis tentu saja guru harus memberikan pemodelan bagaimana proses menulis/mengarang dilakukan. Guru bahasa harus juga mencontohkan bagaimana ia menulis sebuah karangan di hadapan siswanya, atau paling tidak guru memberikan contoh hasil tulisannya dan menguraikan proses penulisan yang telah dilewatinya sehingga siswa dapat mengikuti proses tersebut untuk kemudian diterapkan mereka pada saat menuliskan ide/mengarang.
  • Saat sebuah tulisan/karangan telah dihasilkan, maka langkah penting yang harus dilakukan siswa adalah membagi apa yang telah ditulisnya kepada siswa lain, paling tidak salah satu di antara temannya untuk dapat memberikan tanggapan baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Siswa secara mandiri juga dapat melakukan evaluasi diri terhadap karya yang dihasilkannya. Untuk ini guru sebaiknya memfasilitasi dengan memberikan sebuah alat evaluasi, misal berupa ceklis (daftar periksa) tentang sebuah karya tulis yang baik. Baik selama menilai karya tulis orang lain maupun karyanya sendiri, siswa harus diajarkan untuk selalu bersikap obyektif dan jujur.
  • Siswa selalu diajak untuk melakukan refleksi pada setiap tahapan menulis/mengarang yang mereka lakukan. Ini sangat penting untuk dilakukan sehingga siswa secara sadar akan berusaha menemukan kelemahan-kelemahan karya yang mereka hasilkan dan bagaimana mereka menyempurnakan, baik proses menulis maupun karya tulis itu sendiri pada tahap selanjutnya atau pada kesempatan menulis berikutnya.
Baiklah sekarang, berdasarkan aspek-aspek yang kita anggap penting untuk muncul di dalam proses pembelajaran menulis atau mengarang tersebut maka kita dapat mengembangkan sebuah lembar observasi yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian tentang ativitas proses belajar siswa selama pembelajaran menulis. Kita tinggal memasukkan poin-poin yang merupakan aspek-aspek penting itu ke dalam sebuah tabel ceklis (daftar periksa) sebagai sebuah lembar observasi. Misalnya seperti di bawah ini.

Contoh Lembar Observasi Proses Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menagarang/Menulis

= = = = = = = = = =
 Lembar Observasi
Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis/Mengarang

Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester     :
Nama Guru            :
Hari/Tanggal          :
Siklus Penelitian    : Siklus ke.....

No.Aspek Penilaian Aktivitas Siswa TampakTidak TampakSkorNilai
 1.minat dan motivasi pada saat proses pembelajaran menulis ............
2.Ide tulisan apakah orisinil dari mereka sendiri atau berasal dari pengalaman pribadi yang kemudian dimodifikasi dan dikreasi sehingga menjadi lebih menarik ............
3.Selama proses menulis dan mengarang siswa melakukan tanya jawab dan diskusi baik guru maupun dengan siswa lainnya untuk meningkatkan kualitas tulisan ............
4.Siswa menulis/mengarang melalui tahap-tahap yang semestinya memang harus mereka lakukan ............
5.Terjadi interaksi positif yang memungkinkan mereka saling membangun proses belajar mereka sehingga semua anggota kelompok dapat saling berbagi dan menyempurnakan tulisan/karangan mereka. ............
6.Guru memberikan pemodelan bagaimana proses menulis/mengarang dilakukan, dan siswa memanfaatkan pemodelan itu untuk meningkatkan kualitas tulisan/karangan mereka ............
7.Siswa membagi apa yang telah ditulisnya kepada siswa lain, paling tidak salah satu di antara temannya untuk dapat memberikan tanggapan baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Siswa secara mandiri juga melakukan evaluasi diri terhadap karya yang dihasilkannya. ............
8.Siswa selalu diajak untuk melakukan refleksi pada setiap tahapan menulis/mengarang yang mereka lakukan ............

Penjelasan :
  1. Lakukan pengamatan dari tempat yang memudahkan semua bagian kelas teramati (untuk pengamat, bila digunakan bantuan pengamat dalam pengamatan penelitian).
  2. Beri tanda cek (v) pada kolom ya, jika aspek dilakukan atau terjadi, atau beri tanda cek (v) pada kolom tidak jika aspek tidak dilakukan atau tidak terjadi selama proses pembelajaran menulis/mengarang berlangsung.
  3. Beri skor 10 untuk aspek yang dilakukan atau terjadi (ya), dan beri skor 0 untuk aspek yang tidak dilakukan atau tidak terjadi.
  4. Skor maksimum 80 dan nilai maksimum 10, dihitung dengan rumus berikut: 
  5. Nilai = (skor diperoleh/80) x 100
Kategori Penilaian:
  1. Bila rentang nilai yang diperoleh 90 -100 berarti aktivitas siswa sangat baik (kategori A)
  2. Bila rentang nilai yang diperoleh 80 -89 berarti aktivitas siswa baik (kategori B)
  3. Bila rentang nilai yang diperoleh 70 -79 berarti aktivitas siswa sedang (kategori C)
  4. Bila rentang nilai yang diperoleh 60 -69 berarti aktivitas siswa kurang (kategori D)
  5. Bila rentang nilai yang diperoleh kurang dari 60 berarti aktivitas siswa sangat kurang (kategori D) 
.................................,.............................................
Obesrver, 
 
 
 
(.................................)
NIP.............................
 
    Baca Selengkapnya

    Jumat, 25 Oktober 2013

    Penelitian Dasar Versus Penelitian Terapan

    Penelitian Dasar (Pure Research) dan Penelitian Terapan (Applied Research)

    Apabila kita membanding penelitian-penelitian yang dilakukan baik di bidang pendidikan maupun bidang lainnya, maka berdasarkan tujuannya, secara garis besar kita akan dapat membedakan antara penelitian dasar (pure research) dengan penelitian terapan (applied research). Tulisan di blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran kali ini akan mencoba mengupas perihal kedua jenis penelitian ini. Mari disimak.

    Penelitian Dasar (Pure Research)

    Apabila sebuah penelitian  bersifat murni dan mempunyai tujuan untuk menemukan suatu generalisasi atau teori atau prinsip tertentu, maka kita dapat menggolongkannya ke dalam penelitian dasar.
    Penelitian dasar sama sekali tidak mementingkan segi praktis (aplikasi) di lapangan. Penelitian dasar hanya mengutamakan untuk mencapai tujuan “menemukan sesuatu”. Landasan yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dasar adalah murni karena rasa ingin tahu tentang sesuatu yang bersifat mendasar.
    Di dalam melakukan penelitiannya, para peneliti di bidang inimelaksanakannya pada suasana “laboratoris”, di mana berbagai eksperimen dilakukan di laboratorium (atau suasana laboratorium) alih-alih kondisi nyata di lapangan.

    Para peneliti dalam melaksanakan penelitian dasar (pure research) memperhatikan setiap aktivitasnya secara ketat. Mereka akan mengontrol semua variabel yang akan mungkin mempengaru hasil penelitian, sehingga nantinya apa yang mereka peroleh akan benar-benar valid dan tidak bias, sebagaimana dapat dilihat secara nyata.

    Beberapa peneliti yang terkenal telah melakukan penelitian dasar di bidang pendidikan. Sebut saja nama Edward L. Thorndike  (1871 – 1949) telah melakukan sebuah riset yang sangat populer tentang prinsip belajar “trial and error”. Tahukah anda bagaimana Edward L. Thorndike melakukan penelitiannya? Bukan menggunakan manusia, ia justru menggunakan kucing sebagai objek eksperimennya. Ia memasukkan seekor kucing ke dalam kand ng yang telah diatur sedemikian rupa. Ia beranggapan apa yang dilakukan binatang seperti kucing juga dilakukan oleh manusia dalam belajar. Prinsip belajar trial and error yang disusun oleh Thorndike selanjutnya berkembang menjadi Hukum Kesiapan (Law of Readiness). Melalui berbagai eksperimen lainnya (yang merupakan bentuk dari penelitian dasar (pure research), Thorndike juga merumuskan Hukum Latihan (Law of Excercice), Hukum Digunakan (Law of Use), Hukum Tidak Digunakan (Law of Disuse), dan Konsep Transfer Latihan (Transfer of Training).

    Peneliti di bidang penelitian dasar (pure research) pada bidang pendidikan lainnya adalah Burrhus Frederic Skinner atau biasa dikenal sebagai B.F. Skinner. Sama seperti Thorndike, B.F. Skinner juga melakukan penelitian dengan binatang sebagai objeknya. Ia menggunakan anjing dan sebuah kotak yang dirancangnya secara khusus yang terkenal dengan sebutan Kotak Skinner (Skinner Box). Dari penelitian dasarnya ini ia mengembangkan konsep-konsep seperti Behaviorisme Radikal (Radical Behaviorism), Perilaku Responden (Respondent Behavior), Perilaku Operan (Operant Behavior), Pengkondisian Responden (Respondent Conditioning), Pengkondisian Operan (Operant Conditioning), Stimulus, Respon, dan Penguatan (Reinforcement).

    Banyak lagi tokoh lain dalam psikologi pendidikan yang menhasilkan generalisasi, konsep, prinsip, dan teori-teori cemerlang yang berpengaruh pada dunia pendidikan seperti Kurt Lewin, Koffka, dan Jean Piaget.

    Penelitian Terapan (Applied Research)

    Apabila sebuah penelitian dalam tujuannya lebih mengutamakan segi praktis (penerapan di lapangan), maka penelitian tersebut dapat kita golongkan ke dalam penelitian terapan (applied research). Semua penelitian terapan adalah bentuk aplikasi dari penelitian dsar (pure research).

    Di blog ini, kita banyak membahas tentang model-model pembelajaran yang efektif diterapkan di sebuah kelas. Nah, penelitian tentang model-model pembelajaran seperti ini termasuk ke dalam golongan penelitian terapan (applied research). Bruce dan Weil (1975) adalah tokoh-tokoh yang banyak bergelut dengan penelitian tentang model-model pembelajaran.

    Tokoh lain di bidang penelitian terapan (applied research) misalnya Scriven, Stake, dan lainnya yang bergelut dengan penelitian tentang evaluasi penerapan kurikulum.

    Penelitian terapan dilakukan langsung di lapangan dalam situasi dan kondisi riil, bukan dalam suasana laboratoris sebagaimana penelitian dasar. Karenanya, metodologi yang digunakan juga berbeda dengan penelitian dasar yang lebih bersifat eksperimental.

    Demikian tulisan mengenai Penelitian Dasar (Pure Research) versus Penelitian Terapan (Applied Research), semoga bermanfaat.

    Tulisan lainnya yang mungkin berhubungan:
    Definisi Penelitian (Research)
    Syarat-Syarat Penelitian (Research)
    Definisi Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research)
    Aneka Teknik Pengumpulan Data dalam PTK
    Baca Selengkapnya

    Kamis, 24 Oktober 2013

    Pengertian Silabus Adalah ...

    Silabus? Pastinya ia bukan kata asing bagi kita yang bergelut di bidang pendidikan. Akan tetapi, ketika beberapa waktu yang lalu seorang teman seprofesi ditanyai tentang apa itu silabus, bingung juga menjawabnya. Baiklah, tulisan kali ini di blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran cukup sederhana, hanya membahas tentang pengertian silabus dari berbagai referensi. Mari disimak...

    Pengertian / Definisi Silabus

    Berikut adalah beberapa definisi tentang silabus dalam konteks dunia pendidikan dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun:
    • Di dalam dokumen-dokumen tentang KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
    • Menurut Salim, 1987:98" "silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pembelajaran."
    • Menurut Yulaelawati, 2004:123, "silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
    • Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) menyebutkan bahwa silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
    • Menurut About.com, silabus adalah dokumen-dokumen yang ditulis dan dibagikan oleh profesor (dosen/guru) untuk memberikan siswa suatu pengetahuan awal (overview) tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Silabus umumnya dibagikan di hari pertama masuk kelas, dan mengandung unsur-unsur seperti: judul-judul perkuliahan dan penjadwalan pembelajaran, nama profesor/guru/dosen lengkap dengan alamat kontaknya, harapan-harapan selama pembelajaran dan kehadiran, topik dan bab yang dicakup, tanggal-tanggal tes, tanggal-tanggal penting lainnya, kebijakan penilaian (perangkingan), buku teks yang dibutuhkan dan material lainnya.
    • Menurut the free dictionary, silabus adalah suatu garis besar atau poin-poin utama dari suatu teks, atau perkulian, atau pemngajaran.
    • Menurut dictionary.reference, silabus (jamak: silabi) adalah sebuah outline (garis besar) pernyataan dari poin-poin utama suatu kursus/pendidikan/pembelajaran, subjek dari suatu pembelajaran/kursus, konten dari kurikulum, dan sejenisnya.
    • Pengertian silabus menurut wikipedia adalah: "silabus adalah suatu outline dan ringkasan dari topik-topik yang dicakup dalam suatu pendidikan atau kursus." Silabus bersifat deskriptif dan menentukan, atau kurikulum yang spesifik. Silabus biasanya dibuat oleh suatu lembaga pengujian, atau disiapkan oleh profesor yang mensupervisi atau mengontrol kualitas suatu kursus/pendidikan, dan disiapkan dalam bentuk paper (tercetak) atau online. Silabus dan kurikulum seringkali saling dileburkan dan seringkali diberikan kepada siswa pada sesi pertama kelas sehingga tujuan kursus/pendidikan/pembelajaran menjadi jelas bagi siswa. Silabus acapkali mengandung informasi khusus tentang kursus/pendidikan/pembelajaran sepertin informasi mengenai dimana, kapan, dan bagaimana menghubungi pengajar (guru/dosen) dan asisten pengajar, outline tentang materi apa yang akan dicakup/diajarkan, jadwal dan tanggal-tanggal pelaksanaan tes hingga tanggal-tanggal penugasan, sistem grading (perangkingan)/penilaian, tata tertib kelas, dsb. Berkaitan dengan ujian, silabus menyediakan batasan apa yang seharusnya guru ajarkan dan ujian hanya boleh mengetes apa yang diamanatkan oleh silabus.

    Referensi:

    • Salim, Peter (1987). The Contemporary English - Indonesia Dictionary. Jakarta: Modern English Press.
    • Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi.  Bandung:Pakar Raya
    Baca Selengkapnya

    Rabu, 23 Oktober 2013

    Contoh Instrumen Penilaian Media Pembelajaran Audio Visual


    Instrumen untuk Menilai Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual (Pandang - Dengar)

    Sebelumnya telah diulas tentang media pembelajaran berbasis audio visual pada blog penelitian tindakan kelas ini. Untuk lebih melengkapi bahasan tentang topik tersebut, sekarang kami suguhkan contoh instrumen untuk menilai media pembelajaran berbasis audio visual (pandang dengar) yang mungkin telah dibuat dan dikembangkan oleh guru, dan digunakan dalam penelitian yang dilakukannya untuk mengecek keefektifan penggunaannya. Instrumen penilaian media pembelajaran berbasis audio visual ini sebenarnya dapat pula digunakan untuk penelitian. Bagaimanakan bentuk instrumen yang dimaksud sebagai contoh di sini, yuk disimak.

    Contoh Instrumen (dapat digunakan untuk penelitian atau tujuan lain sejenis)

    = = = = = = = = = = = = = =

    INSTRUMEN PENILAIAN/TELAAH MEDIA PEMBELAJARAN
    BERBASIS AUDIO VISUAL

    Judul/Nama Media : ...............................

    Pengembang/Perancang : .......................

    Jenjang Sekolah : ..................................


    Petunjuk : Gunakan skala rating berikut untuk setiap item. Jika anda ingin menambahkan komentar, silakan masukkan pada kotak catatan yang telah disediakan. Baca ulang sekali lagi setelah anda selesai memberikan tanda lingkaran (0) untuk memastikan bahwa skor yang anda berikan telah sesuai.

    1 = sangat kurang   2 = kurang  3 = cukup  4 = baik   5 = sangat baik   TD = tidak diterapkan  


    A. Aspek Umum Media Audio Visual 1 2 3 4 5 TD
    1. Secara umum media pembelajaran mempunyai kualitas visual (penampilan) dan suara (audio) baik 1 2 3 4 5 TD
    2. Media pembelajaran mencakup bahan untuk siswa dan guru (panduan untuk guru dan LKS siswa) 1 2 3 4 5 TD
    3. Konten merupakan informasi terbaru (up to date) 1 2 3 4 5 TD
    4. Konten mengandung pesan yang ingin disampaikan 1 2 3 4 5 TD
    5. Konten bersesuaian dengan tugas / aktivitas belajar yang diberikan pada siswa 1 2 3 4 5 TD
    6. Informasi visual, auditorial, dan taktil (sentuh) benar 1 2 3 4 5 TD
    7. Grafik, gambar, atau hal lainnya mempunyai warna, tekstur, simbol yang baik 1 2 3 4 5 TD
    8. Bahan dapat digunakan secara parsialuntuk suatu segmen, atau menyeluruh sebagai satu kesatuan utuh 1 2 3 4 5 TD
    9. Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan dan pengembangan media sebanding dengan manfaatnya 1 2 3 4 5 TD
    B. Aspek Aksesibilitas Media Audio Visual 1 2 3 4 5 TD
    10. Komponen audio media mempunyai bentuk alternatif lain dalam bentuk print out (bahan cetak) 1 2 3 4 5 TD
    11. Komponen video diperjelas oleh komponen audio 1 2 3 4 5 TD
    12. Media pembelajaran audio visual manipulatif dapat diakses dengan bantuan teknologi atau aktivitas lainnya 1 2 3 4 5 TD
    13. Media pembelajaran aman digunakan oleh siswa 1 2 3 4 5 TD


    Catatan :                                                                                                                                  










    ..........................., .......................
    Penilai / Reviewer Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual



    (..................)
    Baca Selengkapnya

    Contoh Instrumen untuk Menilai Media Pembelajaran Berbasis Teks (Print Out)

    Instrumen untuk Menilai Media Pembelajaran Berbasis Teks (Print Out)

    Sebelumnya telah diulas tentang media pembelajaran berbasis cetak / teks (print out) pada blog penelitian tindakan kelas ini. Untuk lebih melengkapi bahasan tentang topik tersebut, sekarang kami suguhkan contoh instrumen untuk menilai media pembelajaran berbasis teks (print out) / cetak yang mungkin telah dibuat dan dikembangkan oleh guru, dan digunakan dalam penelitian yang dilakukannya untuk mengecek keefektifan penggunaannya. Instrumen penilaian media pembelajaran berbasis teks ini sebenarnya dapat pula digunakan dengan sedikit modifikasi apabila digunakan untuk merevieu buku teks / buku pelajaran untuk siswa. Bagaimanakan bentuk instrumen yang dimaksud sebagai contoh di sini, yuk disimak.

    Contoh Instrumen (dapat digunakan untuk penelitian atau tujuan lain sejenis)

    = = = = = = = = = = = = = =
    Instrumen Penilaian Media Pembelajaran Berbasis Teks / Cetak / Print Out

    Judul/Nama Media : ...............................
    Pengembang/Perancang : .......................
    Jenjang Sekolah : ..................................

    Petunjuk : Gunakan skala rating berikut untuk setiap item. Jika anda ingin menambahkan komentar, silakan masukkan pada kotak catatan yang telah disediakan. Baca ulang sekali lagi setelah anda selesai memberikan tanda lingkaran (0) untuk memastikan bahwa skor yang anda berikan telah sesuai.

    1 = sangat kurang   2 = kurang  3 = cukup  4 = baik   5 = sangat baik   TD = tidak diterapkan  

    A. Tampilan 1 2 3 4 5 TD
    1. Tampilan halaman tampak rapi 1 2 3 4 5 TD
    2. Lay out halaman mempermudah informasi ditemukan 1 2 3 4 5 TD
    3. Mudah dibaca 1 2 3 4 5 TD
    4. Grafik dan tabel diberi label dan mudah dipahami 1 2 3 4 5 TD
    5. Gambar memiliki kekontrasan warna yang bagus 1 2 3 4 5 TD
    6. Grafik, tabel dan gambar memang berhubungan dengan informasi (teks) yang disajikan 1 2 3 4 5 TD
    7. Judul, sub judul, dan anak judul memiliki pola dan format yang sama di seluruh dokumen 1 2 3 4 5 TD
    8. Judul, sub judul, dan anak judul merefleksikan ide-ide pokok 1 2 3 4 5 TD
    B. Bagian Pendahuluan Bab / Unit 1 2 3 4 5 TD
    9. Di dalam pendahuluan disebutkan tujuan 1 2 3 4 5 TD
    10. Pendahuluan memuat tinjauan singkat struktur dan konten 1 2 3 4 5 TD
    11. Pendahuluan memuat hubungan bab/ unit tersebut dengan bab/unit lainnya 1 2 3 4 5 TD
    12. Pendahuluan menghubungkan topik yang akan dibahas dengan topik sebelumnya 1 2 3 4 5 TD
    13. Di dalam pendahuluan diberikan kosa kata (istilah) baru 1 2 3 4 5 TD
    C. Tujuan Pembelajaran 1 2 3 4 5 TD
    14. Tujuan dinyatakan dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa 1 2 3 4 5 TD
    15. Tujuan berhubungan langsung dengan aktivitas dan informasi yang disediakan di dalam teks 1 2 3 4 5 TD
    16. Tujuan mengacu pada ide utama dan konsep utama dalam teks 1 2 3 4 5 TD
    D. Konten / Materi 1 2 3 4 5 TD
    17. Konsep-konsep dan karakteristik-karakteristiknya dibahas dengan jelas 1 2 3 4 5 TD
    18. Informasi disajikan dalam konteks ide utama dan konsep-konsep utama 1 2 3 4 5 TD
    19. Ide utama dan konsep-konsep utama mengacu kepada kurikulum 1 2 3 4 5 TD
    20. Konten disajikan sedemikian rupa sehingga mudah diikuti secara struktur dan dipahami isinya 1 2 3 4 5 TD
    21. Konten yang disajikan valid dan up to date (terkini) 1 2 3 4 5 TD
    22. Bahasa tulisan yang digunakan sesuai dengan tahap perkembangan siswa 1 2 3 4 5 TD
    23. Kosa kata baru diberi tanda khusus (garis bawah/cetak miring) dan dijelaskan secara rinci, dapat ditampilkan secara khusus misal di sisi-sisi teks 1 2 3 4 5 TD
    24. Tugas dan aktivitas diberi label dan diformat sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran 1 2 3 4 5 TD
    25. Dukungan belajar, petunjuk, dan cara mengorganisasikan materi (konten) diberikan untuk mempermudah belajar siswa 1 2 3 4 5 TD
    26. Gambar dan grafik diberi label dengan jelas dan dibahas di dalam teks 1 2 3 4 5 TD
    27. Dicantumkan sumber-sumber, indeks, glosarium, peta konsep, dan sebagainya untuk mempermudah penggunaan oleh siswa 1 2 3 4 5 TD
    E. Kesimpulan dan Revieu 1 2 3 4 5 TD
    28. Kesimpulan yang jelas dan ringkas diberikan di akhir unit/bab 1 2 3 4 5 TD
    29. Kesimpulan berhubungan dengan konsep-konsep utama yang telah dibahas di dalam teks 1 2 3 4 5 TD
    30. Kesempatan untuk siswa melakukan revieu cukup banyak diberikan di tempat-tempat tertentu yang diperlukan 1 2 3 4 5 TD
    31. Revieu aktivitas diberikan dalam bentuk beragam pertanyaan yang menarik dan memicu belajar siswa 1 2 3 4 5 TD
    32. Diberikan aktivitas-aktivitas untuk menerapkan pemahaman yang telah diperoleh siswa 1 2 3 4 5 TD
    F. Asesmen 1 2 3 4 5 TD
    33. Asesmen diberikan secara bervariasi dalam bentuk pertanyaan dan aktivitas 1 2 3 4 5 TD
    34. Item-iem pada asesmen bersesuaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 TD
    35. Asesmen didasarkan pada informasi yang diberikan di dalam teks 1 2 3 4 5 TD

    Catatan :                                                                                                                                  











    ..........................., .......................
    Penilai / Reviewer Media Pembelajaran Berbasis Teks / Cetak (Print Out)/ Buku



    (..................)
    Baca Selengkapnya

    Kumpulan Link Download Soal UN SMP - SMA - SMK

    Kumpulan Link Download Soal-Soal UN / Try Out / Latihan

    UN (Ujian Nasional) 2014 sudah semakin dekat. Sudah siap-siapkah anda? Bila anda siswa SMP, SMA atau SMK, maka mungkin link-link download soal-soal UN maupun soal-soal latihan / ujicoba / tryout UN berikut dapat digunakan untuk bahan berlatih. Ujian Nasional (UN 2014) yang masih menggunakan soal pilihan ganda sangat cocok dihadapi dengan melakukan drill (latihan) sebanyak-banyaknya. Karena itu anda mungkin membutuhkan banyak stok soal atau contoh soal untuk tujuan ini.
    Persiapan Ujian Nasional (UN) 2014
    Persiapan Ujian Nasional (UN) 2014

    Apabila anda guru, maka link-link download ini mungkin dapat dimanfaatkan untuk melengkapi koleksi anda untuk mempersiapkan siswa-siswa dalam menghadapi UN (Ujian Nasional) 2014 mendatang. Yuk didownload, semua bersumber dari file-file yang ditebar secara gratis dan full acces, jadi silakan pilih mana yang sekiranya cocok untuk anda. Semoga bermanfaat.

    Download Soal UN (Ujian Nasional) untuk Mengahadapi UN 2014 Mendatang

    1. SOAL UN SMA 2013
    2. Soal UN 2011 Matematika SMA IPA
    3. Soal UN 2011 Matematika SMA IPA 2
    4. Soal Soal UN Matematika SMA IPA 2010 (a).doc
    5. Soal Soal UN Matematika SMA IPA 2010 (b).doc
    6. Soal Soal UN Matematika SMA IPA 2009.doc
    7. Soal Soal UN Matematika SMA IPA 2008.doc
    8. SOAL TRY OUT UN MATEMATIKA XII IPA.docx
    9. Soal Soal UN Matematika SMA IPA 2007.doc
    10. soal_soal_un_kimia.rar
    11. Soal Try Out UN 2012 SMA KIMIA Paket 16.pdf
    12. SOAL UN KIMIA KLS XII IPA (LAT 1).doc
    13. SOAL UN KIMIA KLS XII IPA (LAT 3).doc
    14. soal_soal_un_matematika ips.rar
    15. soal un fisika sma 2009-2.pdf
    16. SOAL UN FISIKA SMA IPA 2008 KODE A.pdf
    17. soal_soal_un_biologi_kls_xii.rar
    18. soal_soal_un_ekonomi_kls_xii.rar
    19. Soal Try Out UN 2012 SMA BAHASA INDONESIA IPA IPS Paket 04.pdf
    20. Soal_Kunci_UN_Geografi_2009.pdf
    21. soal_soal_un_geografi_kls_xii.rar
    22. Kumpulan Soal UN Matematika SMK.pdf
    23. Soal-un-2011-matematika-sma-ips-a.doc
    24. soal-un-2011-matematika-sma-ips-b.doc
    25. Kumpulan Soal UN SMP.rar
    26. soal-un-smp-bahasa-indonesia-P2-01.pdf
    27. Soal-UN-SMP-MTs-2009-Bahasa-Indonesia-P12-C1.pdf
    28. Soal-UN-SMP-MTs-2009-Bahasa-Inggris-P12-C2.pdf
    29. soal UN SMP BHS. INGGRIS.doc
    30. soal_bahasa_inggris_un_2007.pdf
    31. CONTOH SOAL UN BAHASA INGGRIS SMP PAKET 1.doc
    32. KUMPULAN SOAL-SOAL MATEMATIKA UN 2006-2010.rar
    33. Soal-UN-SMP-MTs-2009-Matematika-P45-C3.pdf
    34. soal UN SMP Matematika
    35. soal UN SMP Matematika.doc
    36. SOAL UN MATEMATIKA 2013.docx
    37. Latihan Soal UN IPA SMP 2012 Paket 1.docx
    38. SOAL UN IPA MTs - SMP 2011.docx
    39. Soal UN 2013 IPA.pdf
    40. Soal-UN-SMP-MTs-2009-IPA-P12-C4.pdf
    41. soal-un-smp-ipa-P2-01.pdf
    42. soal UN SMP IPA.doc
    43. SOAL TRY OUT UN I SMP_IPA.rar
    44. latihan-soal-un-smp-mts-2012-ipa.pdf
    45. SOAL SIAP UN IPA SMP 2011 KD A.doc
    46. SOAL SIAP UN IPA SMP 2011 kd B.doc
    47. soal un fisika smp 2009-1.pdf
    48. soal un fisika smp 2009-2.pdf
    49. SOAL-SOAL UN SD-SMP-SMA-SMK.b1
    Baca Selengkapnya

    Selasa, 22 Oktober 2013

    Media Pembelajaran Berbasis Teks Cetak (Print Out)

    Media Pembelajaran Berbasis Teks Cetak (Print Out)


    Contoh Media Pembelajaran Berbasis Cetak

    buku teks adalah salah satu bentuk umum dari media pembelajaran berbasis cetak
    buku teks adalah salah satu bentuk umum dari media pembelajaran berbasis cetak
    Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media penyampai pesan pembelajaran di mana padanya terkandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Berbagai bentuk media pembelajaran jenis ini contohnya: buku teks pembelajaran, majalah, buku kerja, LKS, guntingan koran; majalah, leaflet, brosur, dan sebagainya.

    Penelitian dan karakteristik media pembelajaran berbasis cetak yang baik

    Berbagai penelitian telah dilakukan tentang penggunaan media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) ini meliputi penggunaannya dalam kaitan dengan desain yang material yang digunakan, tampilan fisik (warna, bentuk, dsb), hingga rancangan konten yang ada di dalamnya. Berdasarkan berbagai penelitian-penelitian tersebut telah ditentukan karakteristik media pembelajaran berbasis cetak (print out) yang baik meliputi:
    • Pengorganisasian, meliputi struktur dan format dengan pengurutan tertentu dan memiliki kejelasan (clarity).
    • Isyarat dan petunjuk, meliputi struktur dan format media pembelajaran yang harus dapat membantu pembaca (dalam hal ini siswa) untuk mengantisipasi konten yang dimuat di dalamnya sehingga dengan cepat dapat menemukan informasi yang diperlukan.
    • Keterbacaan, di mana konten ditulis dengan cermat sehingga sesuai dengan tingkat umur, pengetahuan, dan tahapan perkembangan siswa.
    • Kecepatan/pace, yaitu jumlah konten yang dihadirkan atau dipresentasikan dalam sebuah media pembelajaran berbasis cetak/teks/print out sehingga memungkinkan siswa terfasilitasi dalam memahami dan menyerap informasi yang diberikan.
    • Ketepatan, di mana konten yang disajikan benar dan akurat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    Pengembangan media berbasis cetak dan keberagaman siswa

    Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis cetak/print out dalam bentuk teks dan ilustrasi ini perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana siswa mungkin saja memiliki perbedaan dalam kemampuan berbahasa, sehingga media pembelajaran yang dibuat akan bersifat lebih user friendly (mudah digunakan dan dipahami siswa). Penggunaan struktur tertentu, menambahkan berbagai kegiatan (aktivitas belajar), ilustrasi, gambar, foto, peta konsep, kuis, permainan, atau grafik organiser, akan mengakomodasi perbedaan gaya belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih dapat mengikuti pembelajaran dengan media ini secara lebih baik.

    "Pegangan guru"

    Untuk membantu dan mempermudah guru, seringkali media pembelajaran berbasis cetak (print out) ini dilengkapi dengan bahan lain dalam bentuk “ pegangan guru” yang tentu saja bersesuaian dengan berbagai komponen dalam media pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Pada “pegangan guru” seringkali dilengkapi dengan alternatif kegiatan (aktivitas pembelajaran) untuk siswa, teknik-teknik bertanya dan memancing keterlibatan siswa dalam pembelajaran, contoh-contoh lain selain yang telah disediakan untuk siswa, hingga kunci jawaban pertanyaan dari bahan (media) yang diberikan kepada siswa.

    Tulisan lainnya tentang media pembelajaran:

    Media Gambar Dalam Pembelajaran

    Prinsip-Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran

    3 Ciri Media Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely

    10 Fungsi Media Pembelajaran

    Model Perencanaan dan penggunaan Media Pembelajaran 

    Peranan Media Belajar dalam KBM Di Kelas

    Media Audio dalam Pembelajaran di Kelas

    Media Pembelajaran Audio – Visual

     

     

     

     

     

     

     

    Baca Selengkapnya